Sabtu, 29 Oktober 2011

serigala benar

dan mereka tak akan membenarkan kalimatnya
dan mereka tak akan sembunyikan kata
rekat melekat iri, dengki, bersebelahan dengan tragedi
dan hanya karena situasi

aku jijik!

utopia prespektif mu tak akan membuat mereka ber-binar-kan kertas, logam, atau berlian
kau tak mampu penjarakan bengis tawaku.
kau tak mampu perkosa akal pikirku.
hangat kalimatmu tak ada bagiku, seiring sembilu mencacah habis tegas tulang-mu
habislah kau berserta tubuhmu!

lubang hitam hisap isi dada, dan kepala.
menyanyikan lagu pujian untuk setan.
seolah terang tak pernah temarang, seolah angin selalu datang kencang.
seolah kau selalu menang, seolah kau segala benar, dan kami serigala salah.

Kamu Wakilnya?

tentang mereka yang sedang di simpang
teriak orasi melawan yang menang
mayat tergeletak di kolong jembatan
dimakan anjing kelaparan di kolong jembatan

Manusia itu fana dalam raga
kelak akan punah dikala senja
berteriak dengan bau arak
kamu yang di gedung bulat akan kuinjak

Ini hanya surat kami untuk anda
tak gila untuk kau baca
kenapa tak kau tulis untukku
aku takut mati melihat diriku

Untuk bunga yang tak sempat kubasuh kembang akar dan batangnya


buah karya, Redemtus De Leviano
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000173993361

(karya tanpa judul)

kebiasaan telah berbalik
suatu yang awam menjadi tabu
hal tabu menguar menjadi kenyataan
dikonsumsi layaknya nasi
seharusnya satu kini menyatu
harusnya tak ada kini tak langka
yang khusus menjadi umum
matahari tahu
mereka sadar segitiga dan persegi bukan apa- apa
Hh, dunia telah renta.


buah karya, Savira Farah Dina
http://www.facebook.com/profile.php?id=1830416247