Minggu, 07 September 2008

racun

Menoleh kedepan..
Melihat dunia dengan mata tertutup..
Membuat diary pengalaman hidup dengan tangan yang lumpuh

Cerita akan dewa-dewi di khayangan..
Meninggikan dirinya tuk menjadi rendahan
Manusia-manusia itu tahu bahwa kau tak tahu..
Sedangkan kau tak mendengar tantang apa-apa yang manusia-manusia itu perdengarkan

Sehina inikah engkau?
Pisau itu digunakan tuk menusuk, bukan tuk menggertak
Dia itu hanya rindu di peluk,bukan ingin di bentak

Peta mu terhampar jauh ke permukaan langit yang lain..
Dan engkau telah mempresentasikan petualangan yang hebat
Tapi tiada ada perjalanan yang dimulai

Yang ada di kepalaku hanyalah fiktif belaka…

Selasa, 26 Agustus 2008

Kepalsuan mu itu Indah

Bila topeng-topeng palsu itu terjatuh..
Mereka meninggalkan jejak dalam benak..
Akan kerap kali mengingatkan aku akan indahnya ..
Akan tetap anggun pesona mu,dan berkata tentang sebenarnya..

Itulah adanya aku..
Tiada melambai jauh akan pesona mu
Seakan melihat indahnya dari jauh adalah anugerah

Melangkah jauh pun tetap aku terbalut aroma mu
Yang mencampuradukkan semua rasa yang terbersit
Sekelibat aku menyentuh titik dimana engkau kan gegap gempita
Layaknya binatang-binatang tua yang lama tak bersua
Kau tertawa..

Daun-daun itu membasuh kakiku dan tertiup jauh..
dimana aku memandang sang surya di senja kala
aku terduduk,aku tertusuk
duri-duri hitam yang keluar dari lidah mu

Sabtu, 16 Agustus 2008

dua persimpangan

Jutaan rasa berkecamuk disini..
Memberontak tak ingin diam..
Menghentak tak dapat tenang.

Seolah dua sisi yang berbeda memandikan ku dengan alunan surga..
Mencakar cakrawala dan membakar murka..
Harus bagaimana?
Saat ribuan kata dibalas jutaan diam
Masihkah bersemayam tinta-tinta tanda luka yang ia beri?
Ataukah dia yang bersemayam yang mengilangkan luka-luka yang kau dapat?

Telaga mu di bawah jembatan ku..
Membiaslah bayangan lembut dari sutra yang lama kelamaan pudar..
Yang lain menerangiku dari atas penuh gempita dan luapan emosi..

Maka berkeliaranlah rasaku dalam raga yang retak
Yang berkata “tinggalkan mereka atau tidak?”
Sekali lagi aku salah langkah, maka terbitlah resah dalam jiwaku yang bermasalah..
Lalu takkan ada lagi tempat tuk rebahkan lelah..

Mereka pun melompat-lompat,dan melunjak dalam benak
Mulai sekarang kututup pola pikirku supaya tiada suara indah yang mengajakku kedalam tempat mereka yang kusebut surga..

Rabu, 13 Agustus 2008

membusuk diikat rantai

Tatkala surya tlah habis tawanya,tlah habis masa senjanya..
Dia menutup indera nya dibawah renungan kelam..
Berharap nanti ia dapat bangkit menyelimuti kegelapan dengan cahaya

Lalu kemanakah engkau saat aku merenung menunggu kepakkan mu tuk mengkibasi ku lagi?..
setelah berkumandangnya sebuah perintah
Tolonglah perdengarkan lagi aku alunan musik dari Bremen
Suara dalam jiwa salah satu pembawanya..
Tiada habis termakan zaman
Menggelantung bagaikan nafas-nafas di pojok-pojok langit
Memenuhi semua hasrat yang ada tuk bangun dan bergema

Sebagai gantinya kau tahu bahwa dunia kan tersenyum mesra
Begitu besar harapanku mengenai engkau
Namun masih ada sisa jiwanya yang masih menggenangi langkah mu
Sehingga kau terikat dalam benang yang kuat
Erat hingga kau tergopoh-gopoh tuk melangkah di dalam kepekatan

Tak terbantahkan kau memang sulit tuk memuntahkan
Semoga aku bertemu lagi dalam hujan yang deras
Deras sederas-derasnya biar tak ada bekas dalam sengit dan getirnya panas

Kamis, 24 Juli 2008

lampiasan seorang sahabat

Matikan hasrat tuk lampiaskan nafsu..
Karena yang dimilikimu itu palsu
Kau biarkan dia terombang ambing terseok-seok
Bak seekor binatang bila lapar dan dahaga kau datang bila tidak, kau tinggalkan
Dia menjerit,hatinya merintih ingin rasanya melempar ludah tuk lampiaskan amarah
Di atas kepiluan ia menambatkan perahunya di senja yang lembut dalam
Telaga hatimu
memberikan cahaya tuk puaskan hasratmu
ditengah kobaran murka dia melambai lembut bagai malaikat
tapi kau menikam,dan mengikat
……Keparat!!!..
Telah terbunuh jiwanya
Kau tertawa melihatnya
Sakit rasanya melihat kupu-kupu yang harus berubah menjadi ulat kembali..
Layaknya ikan-ikan kecil yang kehilangan insang, mereka bergemuruh
Tak punyakah malu wahai kau penghisap darah?

Selasa, 22 Juli 2008

seandainya ku berandai-andai

Andaikan matahari itu hitam,
Apa yang akan ku curahkan kepada kanvasku saat ku tenggelam?
Andaikan kuas ku hilang,
Apakah jiwa ku kan tenang?
Dalam damai dan derita, selalu ku berandai-andai,seandainya aku nanti mengandaikan
Bahwa kau kan datang menjengukku dalam angan…
Dosa itu menjerat doa ku,Ibu…
Bingkai-bingkai coklat tua itu telah melupakanku
Meninggalkanku dalam benang-benang tanpa batas yang kusebut dosa
Saat kelam datang,ku lari tuk menghilang
Air mata sekarang bertabur darah,menggenangi hati dengan amarah..
Menusuk dalam kalbu,akan mengikat walau ku tak terjerat
Mereka biarkan aku masuk dalam gelap tiada tawa,yang ada hanyalah murka

Minggu, 20 Juli 2008

sebuah jiwa pendusta

lembut bayangannya tiada dua,hanya membagi dua jiwa ini dalam rasa.

alunan nuansa simfoni nya senyap dan dingin tak bergerak,hanya hatiku yang ramai dan berteriak.

ingin ku supaya burung-burung itu bernyanyi menemani langkahku setiap waktu...
apa dayaku?disana dia berkilauan,sedang aku terkujur lemas disini mengendap menjadi parasit.
sampah yang termakan bualan orang-orang yang merasa mereka adalah cahaya

..dia begitu anggun berjalan bersama rintihan air hujan.. bersamaku melarikan diri mencari pelangi yang berjanji akan datang sore ini... kami berlari.. berlari hingga lelah ragaku berlari, ku rebahkan tubuhku di padang rumput yang mati..

..tiada nafas yang melebur diri dalam desah, hanya cahaya lilin membuat gelisah
tak ingin ku lupakan, seakan semua rencanaNya..

mungkin cuma mimpi,tapi itulah bunga tidur yang paling indah...

mungkin cuma sekali..

Aku layaknya anjing yang terbuai dalam angan, menari diatas penderitaan diri,berpura tuk menyuka,berdusta bahwa diri sedang berpora, padahal terkoyak dan masih rapuh tuk merangkak....