lama tawa berhenti seketika, bercak warna terkedip simpul makna
kemana kaburnya sebuah rencana, kemana hilangnya sedetik wacana?
kemana hilang amuk nafsuku?, ketika nama tergaung melambung
selepas belati kelupas diri, akan-kah tajam nya disadari punya arti tersendiri?
siapa mau rugi? caci sudah tergenang disini! siapa mau mati? tak terlihatkah aku berdiri?!
ekspektasi tak semanis imajinasi.
aku rasa, membakar mereka tak akan mendapat dosa
aku rasa, menikam kedua bola matanya masih wajar-wajar saja
aku rasa, mati adalah terpantas, bukan! sekarat adalah epilognya
aku tak bisa belajar melanggar dan mengingkari kalimat sendiri
maaf pertunjukan nya harus tetap berjalan sampai selesai
untuk seporsi kepalsuan, pengkhianatan, tragedi, dan empati.
Kamis, 17 November 2011
Rabu, 16 November 2011
Senandung 5 Musim
Buah Karya, Redemtus De Leviano
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000173993361
Jika ini musim Semi biarlah nyanyianku terdengar di sela nafas barumu
Jika ini musim Panas biarlah air mataku menjadi senyuman diantara gelak tawamu
Jika ini musim Gugur biarlah angin menerpa punggungku, agar memori indahmu dapat kau ceritakan bersama kerabatmu
Jika ini musim Dingin biarlah ragaku hilang diremuk dingin agar kau hangat sampai tiba saatnya kau menghirup nafas barumu
Jika musim Berakhir, Aku tahu ini akhir hayat kita, tapi kuberikan nafas terakhirku untukmu meski hanya sedetik saja, agar kau paham betapa berartinya hidupmu
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000173993361
Jika ini musim Semi biarlah nyanyianku terdengar di sela nafas barumu
Jika ini musim Panas biarlah air mataku menjadi senyuman diantara gelak tawamu
Jika ini musim Gugur biarlah angin menerpa punggungku, agar memori indahmu dapat kau ceritakan bersama kerabatmu
Jika ini musim Dingin biarlah ragaku hilang diremuk dingin agar kau hangat sampai tiba saatnya kau menghirup nafas barumu
Jika musim Berakhir, Aku tahu ini akhir hayat kita, tapi kuberikan nafas terakhirku untukmu meski hanya sedetik saja, agar kau paham betapa berartinya hidupmu
Minggu, 06 November 2011
nyanyian dingin
padam, redup.
sedari november iris pelan-pelan riang yang tadinya terang
sekarang? melodi gamang adalah kudapan
waktu yang tepat untuk beristirahat dari semangat
lalu membuat kepedihan semakin mendekat lalu ketuk pelan bingkai kejiwaan
ini kenikmatan, punya kepuasan
biarkan saja lelap larut di bagian terdalam selimut
biarkan saja dingin mendekap erat biar suatu saat hangat dapat dihargai dan lebur bersama semangat
aku terpesona
langit pucat begitu memikat, darahku melambat
tanah basah kupandang penuh resah
seakan mereka melemah dengan setiap bunyi desah dari angin yang dilempar tajam lalu menusuk
kumohon jangan biarkan semuanya kembali semula. aku benci harus gegap gempita
sedari november iris pelan-pelan riang yang tadinya terang
sekarang? melodi gamang adalah kudapan
waktu yang tepat untuk beristirahat dari semangat
lalu membuat kepedihan semakin mendekat lalu ketuk pelan bingkai kejiwaan
ini kenikmatan, punya kepuasan
biarkan saja lelap larut di bagian terdalam selimut
biarkan saja dingin mendekap erat biar suatu saat hangat dapat dihargai dan lebur bersama semangat
aku terpesona
langit pucat begitu memikat, darahku melambat
tanah basah kupandang penuh resah
seakan mereka melemah dengan setiap bunyi desah dari angin yang dilempar tajam lalu menusuk
kumohon jangan biarkan semuanya kembali semula. aku benci harus gegap gempita
Sabtu, 29 Oktober 2011
serigala benar
dan mereka tak akan membenarkan kalimatnya
dan mereka tak akan sembunyikan kata
rekat melekat iri, dengki, bersebelahan dengan tragedi
dan hanya karena situasi
aku jijik!
utopia prespektif mu tak akan membuat mereka ber-binar-kan kertas, logam, atau berlian
kau tak mampu penjarakan bengis tawaku.
kau tak mampu perkosa akal pikirku.
hangat kalimatmu tak ada bagiku, seiring sembilu mencacah habis tegas tulang-mu
habislah kau berserta tubuhmu!
lubang hitam hisap isi dada, dan kepala.
menyanyikan lagu pujian untuk setan.
seolah terang tak pernah temarang, seolah angin selalu datang kencang.
seolah kau selalu menang, seolah kau segala benar, dan kami serigala salah.
dan mereka tak akan sembunyikan kata
rekat melekat iri, dengki, bersebelahan dengan tragedi
dan hanya karena situasi
aku jijik!
utopia prespektif mu tak akan membuat mereka ber-binar-kan kertas, logam, atau berlian
kau tak mampu penjarakan bengis tawaku.
kau tak mampu perkosa akal pikirku.
hangat kalimatmu tak ada bagiku, seiring sembilu mencacah habis tegas tulang-mu
habislah kau berserta tubuhmu!
lubang hitam hisap isi dada, dan kepala.
menyanyikan lagu pujian untuk setan.
seolah terang tak pernah temarang, seolah angin selalu datang kencang.
seolah kau selalu menang, seolah kau segala benar, dan kami serigala salah.
Kamu Wakilnya?
tentang mereka yang sedang di simpang
teriak orasi melawan yang menang
mayat tergeletak di kolong jembatan
dimakan anjing kelaparan di kolong jembatan
Manusia itu fana dalam raga
kelak akan punah dikala senja
berteriak dengan bau arak
kamu yang di gedung bulat akan kuinjak
Ini hanya surat kami untuk anda
tak gila untuk kau baca
kenapa tak kau tulis untukku
aku takut mati melihat diriku
Untuk bunga yang tak sempat kubasuh kembang akar dan batangnya
buah karya, Redemtus De Leviano
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000173993361
teriak orasi melawan yang menang
mayat tergeletak di kolong jembatan
dimakan anjing kelaparan di kolong jembatan
Manusia itu fana dalam raga
kelak akan punah dikala senja
berteriak dengan bau arak
kamu yang di gedung bulat akan kuinjak
Ini hanya surat kami untuk anda
tak gila untuk kau baca
kenapa tak kau tulis untukku
aku takut mati melihat diriku
Untuk bunga yang tak sempat kubasuh kembang akar dan batangnya
buah karya, Redemtus De Leviano
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000173993361
(karya tanpa judul)
kebiasaan telah berbalik
suatu yang awam menjadi tabu
hal tabu menguar menjadi kenyataan
dikonsumsi layaknya nasi
seharusnya satu kini menyatu
harusnya tak ada kini tak langka
yang khusus menjadi umum
matahari tahu
mereka sadar segitiga dan persegi bukan apa- apa
Hh, dunia telah renta.
buah karya, Savira Farah Dina
http://www.facebook.com/profile.php?id=1830416247
suatu yang awam menjadi tabu
hal tabu menguar menjadi kenyataan
dikonsumsi layaknya nasi
seharusnya satu kini menyatu
harusnya tak ada kini tak langka
yang khusus menjadi umum
matahari tahu
mereka sadar segitiga dan persegi bukan apa- apa
Hh, dunia telah renta.
buah karya, Savira Farah Dina
http://www.facebook.com/profile.php?id=1830416247
Minggu, 23 Januari 2011
Satu Atau Lima Tahun Lagi
Buah Karya, Alam Medina
Mereka tua tahu segala
Mereka muda bisu belajar bicara
Sorga ini merana
...
Rimbun hutan luka, tetesan air mata
Kolam merah darah, si tua tak peduli pula!
Mereka tua sedap menggenggam
Urung hadap bumi
Segenggam lagi dimasukkan lewat mulut dusta
hati dusta
Petani tidak makan nasi
Bini-nya pula ditangisi
Si tua makan segala berisi!
Ada si muda sudah bisa dia bicara
Tapi mereka tua selalu
Buta, tuli terhadap insan muda garuda
u/kontak dengan Alam di Facebook
http://www.facebook.com/profile.php?id=1123144983
Mereka tua tahu segala
Mereka muda bisu belajar bicara
Sorga ini merana
...
Rimbun hutan luka, tetesan air mata
Kolam merah darah, si tua tak peduli pula!
Mereka tua sedap menggenggam
Urung hadap bumi
Segenggam lagi dimasukkan lewat mulut dusta
hati dusta
Petani tidak makan nasi
Bini-nya pula ditangisi
Si tua makan segala berisi!
Ada si muda sudah bisa dia bicara
Tapi mereka tua selalu
Buta, tuli terhadap insan muda garuda
u/kontak dengan Alam di Facebook
http://www.facebook.com/profile.php?id=1123144983
Kamis, 20 Januari 2011
genggam cahaya
perlukah ku banting pintunya?
sedikit saja, biarkan cahaya masuk
percayalah aku Indah, namaku "secercah"
didalam sana gelap!
aku pemaksa
bukan ingin memaksa
tapi terpaksa aku memaksa
cepat kau tinggalkan kepura-puraan
sampai kapan kata-kata bohong itu merenggut relung?
dan meresap lalu membatu didalamnya
oh senang nya kau ditipu rasa
oh senang nya kau disentuh satu tubuh
kumohon jangan sampai rubuh, kau seperti pekerja seks yang dapat buruh!!
aku tahu, kau mengerti semua maksudku
semua simbol pramuka di tanah itu
coba lihat silau ku, aku "secercah"
tiada kecocokan kah sinarku dan sinarmu wahai cahaya terang?
ah! tak usah ku tanyakan lagi sebetulnya!!
sedikit saja, biarkan cahaya masuk
percayalah aku Indah, namaku "secercah"
didalam sana gelap!
aku pemaksa
bukan ingin memaksa
tapi terpaksa aku memaksa
cepat kau tinggalkan kepura-puraan
sampai kapan kata-kata bohong itu merenggut relung?
dan meresap lalu membatu didalamnya
oh senang nya kau ditipu rasa
oh senang nya kau disentuh satu tubuh
kumohon jangan sampai rubuh, kau seperti pekerja seks yang dapat buruh!!
aku tahu, kau mengerti semua maksudku
semua simbol pramuka di tanah itu
coba lihat silau ku, aku "secercah"
tiada kecocokan kah sinarku dan sinarmu wahai cahaya terang?
ah! tak usah ku tanyakan lagi sebetulnya!!
Jumat, 14 Januari 2011
tarian matahari
mengarah ke atas kulit, berpusing di atas sana.
penuh gejolak dan gairah, tak pernah berhenti untuk kalah
hari ini aku rindu semangat mu
sembunyi tak selesaikan apapun
jangan marah lagi, kami akan berhenti
kawan, dulu kau pernah jadi kawan.
kegelapan melankolis selalu menjadi suntikan estetis hari ini.
aku jadi mendingin. di satu sudut tiang-tiang angkasa aku merasa
peradaban menjadi terlalu hina, aku merana.
mari sengitkan dan getirkan.
mari menari bersama nyawaku yang menyala-nyala
penuh gejolak dan gairah, tak pernah berhenti untuk kalah
hari ini aku rindu semangat mu
sembunyi tak selesaikan apapun
jangan marah lagi, kami akan berhenti
kawan, dulu kau pernah jadi kawan.
kegelapan melankolis selalu menjadi suntikan estetis hari ini.
aku jadi mendingin. di satu sudut tiang-tiang angkasa aku merasa
peradaban menjadi terlalu hina, aku merana.
mari sengitkan dan getirkan.
mari menari bersama nyawaku yang menyala-nyala
Kamis, 13 Januari 2011
ibu
Buah Karya, Resha Ramadhan
ibu, saat ini kau memainkan 2 peran,
tapi kau tetap bisa memainkannya,
sedangkan aku hanya memainkan 1 peran tapi terasa berat,
...terasa sangat berat ketika ku melihat kau meneteskan air mata,
ibu, simpan saja tangismu ,
aku enggan melihatnya,
tangis menggambarkan bahwa kau tidak bahagia,
bila kau tidak bahagia,aku pun merasa terhina,
karna aku anakmu ini tidak bisa berbuat apa-apa.
ibu sosokmu akan selalu bersinar di hatiku,
sosokmu akan selalu menjadi semangat untuk hidupku,
akan menjadi pacuan untuk menggapai kesuksesan
kau begitu kuat dan tegar dengan peranmu .
u/ kontak dengan Resha di facebook,
http://www.facebook.com/home.php#!/profile.php?id=100000594721010
ibu, saat ini kau memainkan 2 peran,
tapi kau tetap bisa memainkannya,
sedangkan aku hanya memainkan 1 peran tapi terasa berat,
...terasa sangat berat ketika ku melihat kau meneteskan air mata,
ibu, simpan saja tangismu ,
aku enggan melihatnya,
tangis menggambarkan bahwa kau tidak bahagia,
bila kau tidak bahagia,aku pun merasa terhina,
karna aku anakmu ini tidak bisa berbuat apa-apa.
ibu sosokmu akan selalu bersinar di hatiku,
sosokmu akan selalu menjadi semangat untuk hidupku,
akan menjadi pacuan untuk menggapai kesuksesan
kau begitu kuat dan tegar dengan peranmu .
u/ kontak dengan Resha di facebook,
http://www.facebook.com/home.php#!/profile.php?id=100000594721010
Rabu, 12 Januari 2011
merayu sayu
disuarakan lagu sendu orang rindu
melepaskan muak dalam kadar tertentu
dimana tubuh bersimpuh?
tak menahu, aku merasa tak utuh.
tembang lawas milik masa lalu
dimainkan denting tidak berjalur
ah, kau dan aku begitu seenak-mau
lama dicabik bayang
lidahku kaku
hatiku kelu
SEMPURNA! AKU DIBANTAH! AKU TERSUNGKUR KALAH!
melepaskan muak dalam kadar tertentu
dimana tubuh bersimpuh?
tak menahu, aku merasa tak utuh.
tembang lawas milik masa lalu
dimainkan denting tidak berjalur
ah, kau dan aku begitu seenak-mau
lama dicabik bayang
lidahku kaku
hatiku kelu
SEMPURNA! AKU DIBANTAH! AKU TERSUNGKUR KALAH!
Langganan:
Postingan (Atom)