rusak sudah kosmetik malam, lampu kota sunyi yang menyala
sebelum mendung datang seolah mendukung, aku mengikatkan bulan dengan benang
menggiringnya bersama ketukan di depan pintu kamarmu jam 8 malam
tadi berani unggul segunung
terlambat
kata-kata ku runcing bersarang di sudut kedut dahi itu.
apa lagi yang tersisa? yang akan terus ada adalah kesempatan
terlambat
sekarang basa-basi melenturkan sendi-sendi sandiwara
saling tukar ramah menjaga harga peradaban
tersisa keputusan atau keputusasaan
tentu jadi pilihan, dengan apa aku beratap
berharap juang, atau meratap curam.