Minggu, 15 Maret 2009

hipotesis euforia ku untuk mu

Setiap mentari menyapa, kau gunakan maskara dan topeng-topeng untuk menopang kemurnianmu.
itu sebuah logika paradoks bagiku.
Sebegitu skeptis nya aku sehingga tak menyadari bilik pemisah persinggahan mu yang kau gunakan untuk bersembunyi.
Jaringan paralel yang kau buat menoleh ke belakang kepalaku
Kau tahu? Sekarang kau terbungkuk-bungkuk dan kedinginan sampai gigi geligi mu tak mau kunjung diam, aku yakin saat kau tegak berdiri ribuan kepala akan terbungkuk-bungkuk di kedua kaki mu.
Karena tinggal sedikit lagi rajutan sutra itu sempurna untuk menebarkan nuansa orkestra,dan terus menerus mengumandangkan sayatan-sayatan biola liar yang tak mau padam.
Aku juga ingin menangis, aku juga ingin merintih,aku juga ingin sembunyi
Tetapi, aku akan senang jika Sekarang kau lepaskan tawa mu seperti sediakala, karena hujan hari ini telah berjanji untuk memberikan pelangi esok pagi..


you’ve got the rhytm, now just find out how you explode it to the world.

Tidak ada komentar: