Kamis, 17 November 2011

dibelakang panggungnya

lama tawa berhenti seketika, bercak warna terkedip simpul makna
kemana kaburnya sebuah rencana, kemana hilangnya sedetik wacana?
kemana hilang amuk nafsuku?, ketika nama tergaung melambung

selepas belati kelupas diri, akan-kah tajam nya disadari punya arti tersendiri?
siapa mau rugi? caci sudah tergenang disini! siapa mau mati? tak terlihatkah aku berdiri?!
ekspektasi tak semanis imajinasi.
aku rasa, membakar mereka tak akan mendapat dosa
aku rasa, menikam kedua bola matanya masih wajar-wajar saja
aku rasa, mati adalah terpantas, bukan! sekarat adalah epilognya
aku tak bisa belajar melanggar dan mengingkari kalimat sendiri

maaf pertunjukan nya harus tetap berjalan sampai selesai



untuk seporsi kepalsuan, pengkhianatan, tragedi, dan empati.

Tidak ada komentar: