Minggu, 29 April 2012

kemurnian tak akan kembali

berjatuhan perlahan, menjadikan pucat kekeringan
terbata lupa makna. situasi puncak kebinasaan kekayaan bahasa
layu telah tepis lelah dipundak dan seringai miris telah tunjukan kecanggungan-nya.

dimana ini? tiada mendung yang mau mengalah.

mengambul, kepulan buah pencahayaan digelayut-nya ranting berdahaga.

telaga serba ada, segera menunjukan sibuknya kelengkapan pesta komoditas suatu entitas
membuat pikiran tak lagi mungkin mencari kebutuhan, melainkan keinginan yang tak tertahankan.

luluh lantah dirayu perkembangan.

kerasukan kerakusan. membuat aku ditelan, tidak! aku tertelan.

tertelan hingar bingar nilai-nilai buatan,
dan otomatis mengaktifkan sensor motorik, untuk
menggambar pola sistemik didalam kertas biru peradaban komersil
kita? ah kita sudah menjadi anak kandung dari rahim ketidaksadaran

Tidak ada komentar: