Minggu, 20 Juli 2008

sebuah jiwa pendusta

lembut bayangannya tiada dua,hanya membagi dua jiwa ini dalam rasa.

alunan nuansa simfoni nya senyap dan dingin tak bergerak,hanya hatiku yang ramai dan berteriak.

ingin ku supaya burung-burung itu bernyanyi menemani langkahku setiap waktu...
apa dayaku?disana dia berkilauan,sedang aku terkujur lemas disini mengendap menjadi parasit.
sampah yang termakan bualan orang-orang yang merasa mereka adalah cahaya

..dia begitu anggun berjalan bersama rintihan air hujan.. bersamaku melarikan diri mencari pelangi yang berjanji akan datang sore ini... kami berlari.. berlari hingga lelah ragaku berlari, ku rebahkan tubuhku di padang rumput yang mati..

..tiada nafas yang melebur diri dalam desah, hanya cahaya lilin membuat gelisah
tak ingin ku lupakan, seakan semua rencanaNya..

mungkin cuma mimpi,tapi itulah bunga tidur yang paling indah...

mungkin cuma sekali..

Aku layaknya anjing yang terbuai dalam angan, menari diatas penderitaan diri,berpura tuk menyuka,berdusta bahwa diri sedang berpora, padahal terkoyak dan masih rapuh tuk merangkak....

1 komentar:

Muhammad Ilham Kurniawan mengatakan...

kata-katanyamerinding kaya bkn gaga!!! hehehe
ke ajrkan ga!!!!!