aku yang menggenang rupa
aku yang berbentuk sukma
lihat siapa itu yang sudah bau tanah
tanah basah, lembap ruang, hening rayap
oh! inilah aku, hantu yang berkendara raga
menanggung beban kebencian seperti semuanya
kalau pecah, darah direbus amarah
kalau utuh, terjun peluh disambut keluh
Aduh! wajahku yang lengah, sepersekian detik mata ini jujur.
ternyata sudah rural, aku siapa? darimana?
berupaya tidak terlihat lugu, walau getir hati terpaksa ragu
Pergi tanpa tujuan hanya supaya tidak pernah tersesat.
kepadamu, wahai november. kau tahu?
ada riak yang tak sempat jadi ombak
ada secercah yang terlambat jadi terik
tapi doaku tak menyurut berkecambah dimulut
berusaha mencurangimu sejak januari!
tak pernah berhasil aku menjinakan-mu
tidak terasa sudah tiga november.
dan kau tetap berupaya tidak menyenangkanku
ha ha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar